Kuliah Dosen Tamu Prodi Sosiologi Bahas Mengenai Spiritual Tourism

Sesi Tanya Jawab Kuliah Umum
Sakralitas yang merupakan daya tarik utama dalam wisata spiritual seringkali mengalami degradasi manakala jumlah pengunjung semakin bertambah banyak. Upaya untuk memproduksi sakralitas melalui berbagai kegiatan keagamaan seharusnya juga perlu untuk diperhatikan secara serius. Proses pemproduksian sakralitas pada situs-situs keagamaan yang dijadikan destinasi wisata menjadi kajian sosiologis yang perlu diperhatikan.
Merespon hal ini, Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora (FISHUM) UIN Sunan Kalijaga menggelar Kuliah Dosen Tamu bertajuk “Spiritual Tourism: Kajian Sosiologis Pengelolaan Sakralitas Situs Keagamaan” pada Rabu (31/3) pagi. Kegiatan yang menghadirkan Dr. Nur Said, M.Ag. sebagai narasumber ini disiarkan langsung dari Studio FISHUM melalui platform Zoom Meeting dan Live Youtube. Peserta dari kegiatan ini diantaranya jajaran dosen dan mahasiswa-mahasiswi Program Studi Sosiologi.
Sambutan pertama disampaikan langsung oleh Achmad Zainal Arifin, Ph.D yang hadir untuk mewakili Ketua Program Studi Sosiologi, yakni Dr. Muryanti, M.A. Dalam sambutannya, beliau mengungkapkan bahwasanya Kuliah Dosen Tamu ini merupakan agenda rutin yang dilakukan oleh Program Studi Sosiologi. Beliau juga menyampaikan bahwa topik kali ini telah dirancang untuk memberikan perhatian terkait pengembangan konsep desa wisata dengan memanfaatkan situs-situs religi.
Selain perwakilan Kaprodi, sambutan juga disampaikan oleh Dr. Mochamad Sodik, S.Sos., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora. Beliau mengungkapkan pentingnya kolaborasi untuk mensinergikan antara lokalitas dan globalisasi. Beliau juga menyebutkan 4 hal penting di dalam konteks moderasi dan kebudayaan. “Pertama, kita harus bersama membangun komitmen antara konstitusi dan hukum. Kedua, toleransi harus kita pupuk dan diperkuat. Ketiga, membangun budaya anti kekerasan. Dan keempat, memperkuat atensi atas aspirasi kebudayaan lokal,” jelasnya.
Memasuki acara inti, yang dimoderatori oleh Nur Laela Fitriya, M.Si. dalam hal ini narasumber yakni Dr. Nur Said, M.Ag. menyampaikan sub-judul yang dipilihnya untuk kegiatan kali ini, yakni “Arab Digarap Barat Diruwat Jawa Digawa: Wisata Budaya, Bukan Wisata Biasa”. Maksudnya, agama dimanapun berada pasti memiliki wadahnya masing-masing. Wadah ini adalah budaya. “Sesungguhnya islam itu satu, yang beragam adalah wadahnya,” tegasnya.
Lebih lanjut, narasumber juga memberikan pemaparan menarik terkait fenomena “krisis akal budi”, dimana beliau memberikan contoh, yakni masyarakat yang tidak melakukan valuing process sebelum membagikan informasi dari media sosial. Oleh karena itu, beliau mengungkapkan salah satu solusi tepat yang bisa diambil untuk mengatasi krisis akal budi ini adalah dengan spiritual tourism.
(Natasyha)