Bedah Tokoh : Ibnu Khaldun

Foto bersama setelah diskusi
Diskusi merupakan sesuatu hal yang wajib yang harus dilakukan oleh mahasiswa. Dengan kemajuan teknologi informasi membuat diskusi tidak lagi menjadi budaya bagi mahasiswa. Di Era millinneal, mahasiswa lebih menyukai ilmu pengetahuan yang instan seperti mengakses internet, kemudia dijadikan suatu rujukan tanpa diskusi. Padahal, diskusi memiliki banyak keuntungan seperti, mempererat silaturrahim, bertukar pikiran, saling mengkritik dan memberi saran untuk menemukan kesimpulan yang baik.
Menjawab tantangan ini, Divisi Keilmuan Laboratorium Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora (FISHUM) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta mengadakan diskusi rutinan setiap 2 minggu sekali. Minggu kemarin, yakni hari Rabu, 28 Februari Lab Sosiologi kembali mengadakan diskusi. Bertempat di taman FISHUM, diksusi yang bekerjasama dengan HM-PS kali ini mendiskusikan tokoh Sosiolog Muslim, yakni Ibnu Khaldun.
Ibnu Khaldun adalah seorang tokoh pemikir Islam yang sangat terkenal tidak hanya dalam satu bidang. Lahir di Tunisia pada tahun 1332, beliau tidak hanya ahli dalam ilmu sosial, tetapi juga menguasai ilmu lain, seperti ilmu kalam, fiqih dan ekonomi. Perjalanan hidup Ibnu Khaldun dan pemikirannya sangat menginspirasi untuk ditelusuri. Oleh karena itu Lab Sosiologi mengadakan diskusi tersebut yang bertujuan untuk memacu semangat mahasiswa dalam menuntut ilmu dan menyelami pemikiran-pemikiran Ibnu Khaldun.
Pemantik yang hadir dalam diskusi kali ini adalah Mahasiswa sosiologi angkatan 2015 (Abd. Rasyid). Dalam diskusi tersebut pemantik memaparkan biografi Ibnu Khaldun beserta pemikiran–pemikirannya dan menarik peserta diskusi untuk mengeluarkan argumennya sehingga diskusi menjadi aktif dan menarik. Bahkan tidak hanya mahasiswa Sosiologi yang ikut hadir, tetapi dalam diskusi kali ini terlihat mahasiswa Fakultas Adab dan Ilmu Budaya serta Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum Islam.
Kegiatan ini mampu meningkatkan semangat membaca dan berdiskusi mahasiswa. Dengan membaca buku dan membudayakan berdiskusi, hal ini akan membantu memperluas pengetahuan mahasiswa. Peserta dalam diskusi tersebut juga akan mempunyai semangat untuk melakukan diskusi-diskusi yang lain, sehingga secara tidak langsung membangun semangat kekeluargaan mahasiswa sosiologi dan lintas mahasiswa. (titik)