Dilihat 0 Kali

07_609_DSC02923_11zon.jpg
Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora (FISHUM) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta hari ini menggelar seminar seri bertajuk “The Scrollin

Senin, 28 April 2025 14:34:00 WIB

FISHUM UIN Sunan Kalijaga Gelar Bedah Buku “Social Media and Politics in Southeast Asia” bersama Prof. Merlyna Lim

Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora (FISHUM) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta hari ini menggelar seminar seri bertajuk “The Scrolling Generation: Youth, Affect, and the Machinery of Algorithmic Politics.” Acara ini menghadirkan Prof. Merlyna Lim dari Carleton University, Canada, yang membedah karya terbarunya berjudul Social Media and Politics in Southeast Asia (Cambridge University Press, 2024). Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora (FISHUM) UIN Sunan Kalijaga menyelenggarakan Seminar Series bertajuk "The Scrolling Generation: Youth, Affect, and the Machinery of Algorithmic Politics", bertempat di Conference Room FISHUM. Acara ini menghadirkan Prof. Merlyna Lim (Carleton University, Canada) sebagai pembicara utama sekaligus penulis buku Social Media and Politics in Southeast Asia (Cambridge University Press, 2024), dengan Dr. Rama Kertamukti (FISHUM UIN Sunan Kalijaga) sebagai penanggap buku, dan dimoderatori oleh Durottal Masudah, M.A. Dalam paparannya, Prof. Merlyna Lim menyoroti pentingnya memahami media sosial bukan hanya sebagai sarana demokratisasi, tetapi juga sebagai mesin baru bagi konsolidasi kekuasaan politik di Asia Tenggara. Melalui bukunya, Lim memperkenalkan konsep-konsep kunci seperti algorithmic politics, communicative capitalism, algorithmic marketing culture, dan algorithmic enclaves.

Dalam seminar yang berlangsung di Conference Room FISHUM, Prof. Merlyna Lim memaparkan bagaimana media sosial di Asia Tenggara telah membentuk lanskap politik kontemporer secara kompleks. Ia menekankan bahwa relasi antara media sosial dan politik bersifat saling membentuk (co-constitutive), di mana kekuatan politik tidak hanya memanfaatkan media sosial, tetapi juga membentuknya sesuai dengan kepentingan kekuasaan.

“Internet dan media sosial bukanlah ruang yang egaliter seperti yang dibayangkan banyak orang,” ujar Prof. Lim. Ia menyoroti bagaimana struktur jaringan media sosial yang berbentuk scale-free network justru menciptakan ketimpangan baru, memperkuat aktor-aktor dominan seperti pemerintah dan perusahaan teknologi.
Seminar ini juga menghadirkan Dr. Rama Kartamukti dari FISHUM UIN Sunan Kalijaga sebagai penanggap buku. Dalam ulasannya, Dr. Rama mengapresiasi pendekatan kritis yang diambil Prof. Lim, terutama dalam memperkenalkan konsep-konsep seperti algorithmic marketing culture dan algorithmic enclaves. Menurutnya, pemahaman ini sangat relevan untuk mengkaji perkembangan politik digital di Indonesia yang belakangan ini semakin dipengaruhi oleh disinformasi dan polarisasi berbasis emosi.
Buku Social Media and Politics in Southeast Asia mengupas fenomena-fenomena penting, seperti penggunaan media sosial dalam gerakan #ReformasiDikorupsi di Indonesia, kampanye berbasis disinformasi oleh Duterte di Filipina, serta peran TikTok dalam pemilu Malaysia 2022. Prof. Lim juga menyoroti bagaimana platform seperti Facebook dan Twitter menjadi alat utama baik untuk aktivisme progresif maupun untuk memperkuat otoritarianisme.
Seminar yang dimoderatori oleh Durrotul Masudah, M.A. ini dihadiri oleh mahasiswa, dosen, dan peneliti dari berbagai perguruan tinggi. Para peserta aktif berdiskusi tentang bagaimana membangun literasi digital kritis serta memperkuat etika komunikasi publik di tengah tantangan algoritma dan kapitalisme digital.
Acara ini menjadi bagian dari upaya FISHUM UIN Sunan Kalijaga untuk terus menghadirkan forum akademik kritis yang membahas isu-isu kontemporer di bidang sosial dan humaniora, khususnya yang berkaitan dengan dinamika budaya digital di Asia Tenggara.