Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora bekerjasama dengan Pusat Layanan Difabel (PLD) UIN Sunan Kalijaga menyelenggarakan Focus Group Discusion (FGD) sebagai forum sosialisasi isu-isu pendidikan inklusi bagi dosen dilingkungan FISHUM (13/11).
Acara ini menurut Dr. Astri Hanjarwati, M.Si, selaku pengelola PLD merupakan program rutin dari PLD untuk mensosialisasikan kepada fakultas-fakultas dilingkungan UIN agar memahami tentang dunia difabel.
“Yang mana harapannya agar fakultas dapat menyediakan pelayanan dan fasilitas untuk para difabel secara lebih baik”, jelasnya saat memberi sambutan dalam pembukaan acara ini.
Sebagai seorang dosen di prodi Sosiologi beliau juga menambahkan bahwa perlunya pemahaman bersama para dosen untuk bagaimana memberikan pembelajaran bagi para difabel sesuai dengan kebutuhannya.
Sejalan dengan itu, Dr. Mochamad Sodik, M.Si selaku Dekan FISHUM dalam sambutan pembukaanya mengatakan UIN sudah mengambil peran penting untuk menjadi kampus yang inklusif.
“Sehingga perlu bagi kita untuk terus memberikan pelayanan maupun penyesuaian terhadap kebutuhan-kebutuhan mahasiswa kita yang difabel,” tuturnya.
Bahwa mahasiswa difabel yang telah diterima dan masuk di UIN Sunan Kalijaga adalah tanggungjawab bersama.
“Untuk itu diharapkan kepada para dosen untuk dapat menyesuaikan proses pembelajaran mahasiswa difabel disamping dengan mahasiswa pada umumnya” imbuhnya.
Selanjutnya acara FGD ini pula diisi penyampaian dari Direktur PLD Dr. Arif Maftuhin, M.A. tentang tugas dan fungsi PLD di UIN Sunan Kalijaga, “PLD tidak sama dengan fakultas, kita ibarat sebagai pendamping mahasiswa difabel, sehingga terkadang ada salah faham yang semestinya tugas fakultas tapi dibebankan kepada PLD”. Pusat Layanan Difabel sebagai lembaga yang menjadi pendamping mahasiswa difabel mengharapkan “adanya kesadaran bersama bahwa pendidikan milik bersama, sehingga pelayanan terhadap mahasiswa difabel tetap harus maksimal walaupun dengan pendekatan-pendekatan yang berbeda, bila perlu kurikulum kita menyesuaikan dengan kebutuhan itu”.
Adapun pada sesi selanjutnya dipaparkan bagaimana perjuangan panjang UIN Sunan Kalijaga berhasil menjadi kampus inklusi pertama di Indonesia dan sekarang menjadi yang kedua setelah UNIBRAW. Pada paparan ini, Siti Aminah, M.Si selaku pengelola PLD menerangkan bagimana cara menangani mahasiswa difabel termasuk bagaimana disetiap ruangan di fakultas ada tulisan brille untuk memudahkan mahasiswa difabel dalam mendapatkan informasi ruang perkuliahan “jadi ketika mahasiswa difabel ini mau menuju ruang kuliah dia bisa meraba, oh ini ruangan nomor sekian”. Hal ini guna memberikan rasa nyaman “dan biasanya ruang kuliah bagi kelas yang memiliki mahasiswa difabel itu di lantai dasar” imbuhnya.
Selanjutnya acara sharing dari para dosen yang hadir tentang pengalaman menangani mahasiswa difabel di kelas dan prodinya masing-masing. Acara yang diadakan di ruang siding dekan lantai 2 Fishum ini dihadiri pula oleh Dr. Erika Setyanti Kusumaputri, M.Si, selaku wakil dekan bidang akademik, Dr. Sulistyaningsih, M.Si selaku wakil dekan bidang kemahasiswaan dan Dr. Sabarudin, M.Si selaku wakil dekan bidang AUK. Dan hadir pula Dra. Budhi Susilawati, M.Si selaku Kabag Tata Usaha fakultas, para dosen prodi Psikologi, Ilmu Komunikasi dan Sosilogi serta para relawan PLD. (Han)