Yogyakarta – pada hari Selasa, 28 Februari 2023 telah diadakannya kegiatan perdana Dewan Mahasiswa FISHUM (DEMA FISHUM) yakni Seminar Kepemudaan. Seminar Kepemudaan kali ini mengangkat tema “Media, Karakter Pemuda Merespon Realita”. Tujuan diadakannya kegiatan ini adalah guna mengasah pengetahuan dan memberikan wadah kepada mahasiswa FISHUM dan masyarakat untuk berdiskusi. Kegiatan ini dihadiri sekitar 75 orang baik dari mahasiswa FISHUM sendiri ataupun dari mahasiswa luar fishum. Jumlah orang yang menghadiri acara tersebut merupakan jumlah yang banyak, hal ini tidak mengherankan karena acara ini diisi oleh orang yang ahli di bidangnya yakni Riris Puspita Wijaya Kridaningrat S.T., M. Acc. (Kabid Informasi dan Komunikasi Publik Diskominfo DIY) dan seorang penulis kondang yakni Agus Mulyadi (Penulis Mojok.co).
Adapun rangkaian kegiatan di pagi hari tersebut diawali dengan sambutan-sambutan. Sambutan diawali oleh ketua pelaksana yakni Muh. Iqbal Pramudya, beliau menyampaikan bahwa tujuan pada acara kali ini adalah supaya mahasiswa mengetahui tentang realitas pada media saat ini dan karakteristiknya seperti apa, selanjutnya pemuda yang ideal dalam bermedia seperti apa, dan fungsi dari media pada mahasiswa kaitannya mahasiswa sebagai agent of change dan agent of control. Sambutan selanjutnya oleh ketua DEMA FISHUM yaitu Reza Furqanza, beliau menekankan pentingnya untuk berhati-hati dengan media sosial dikarenakan melihat situasi saat ini dimana pada era distrupsi informasi yang mana membuat bingung akan informasi yang baik dan benar sehingga pemuda akan sulit untuk mengontrol arus pada media sosial sehingga diharapkan mahasiswa sebagai pemuda dapat memaksimalkan fungsinya sebagai gate keeper pada media sosial. Lebih lanjut lagi pada sambutan Dekan FISHUM Dr. Mochammad Sodik, S.Sos. M.Si, dimana beliau menyampaikan bahwa selalu ada keterhubungan antara pemuda dengan media, oleh karena itu memerlukan seorang pemuda yang memiliki kecerdasan digital dan juga melek literasi. Selain itu penting untuk memiliki media yang berbasis nilai kebangsaan, toleransi untuk bersikap baik dengan orang lain terkhusus di media sendiri guna menghindari segala bentuk kekerasan verbal yang marak di media sosial.
Pada acara inti, materi pertama disampaikan oleh Mas Agus Mulyadi dimana beliau menyampaikan materinya dengan santai dan tidak kaku karena memang pembawaan beliau yang mampu membawa materinya dengan cara yang menarik. Beliau menjelaskan beberapa hal seperti media sosial sebagai jembatan bagi dirinya untuk promosi dan memperkenalkan diri pada masyarakat. Hal ini dikarenakan juga menulis pada media sosial sendiri sebagai sebuah cara untuk menjual produknya. Seorang bisa tetap eksis dan berkembang pada media sosial karena berbagai hal, yakni karena konsistensi; hal yang berkaitan dengan ide-ide kreatif, otensitas; hal-hal baru yang unik, dan kontekstual; memanfaatkan keadaan. Mengingat dampak media sosial yang besar karena perubahan besar terjadi karena adanya aksi-aksi yang kecil, sehingga penggunaan media sosial harus disikapi dengan bijak. Salahsatunya caranya adalah dengan mengkritik atau menyindir sebuah hal yang meresahkan dengan cara kreatif yang lebih elegan dan menyenangkan. Serta yang tak kalah penting juga menghindarkan diri dari hoax.
Materi kedua disampaikan oleh Ibu Riris Puspita Wijaya Kridaningrat S.T., M. Acc, dimana beliau menyampaikan beberapa hal penting yang harus mahasiswa ketahui. Seperti halnya di media sosial pada era saat ini yang penuh tantangan yakni terjadinya infodemi dimana informasi berlimpah secara real time dan tanpa sensor, merebaknya hoax, dan juga kurangnya pemahaman dan kesadaran digital hygiene (gaya hidup sehat di dunia digital) para pengguna internet. Oleh karena itu, Kominfo sendiri memiliki strateginya sendiri dalam menanggulangi hoax yaitu bekerjasama dengan komunitas lokal, akademisi, masyarakat siber, media, pihak swasta dan pihak terkait yang secara masif melakukan sosialisasi. Selain itu juga tegas dalam penegakan hukum dengan Bareskrim POLRI. Cara yang dapat kita lakukan sebagai mahasiswa adalah melaporkan ketika ada konten negatif, cek hoax, kritis dalam media sosial dan saring sebelum sharing ke orang lain serta membantu meramaikan hashtag #jogjabijakbermedsos, #saringsebelumsharing, #kominfodiy. Dan selanjutnya acara ditutup dengan tanya jawab serta diskusi selama 15 menit