Dilihat 0 Kali

UIN SUKA
Foto Bersama Dekanat, Pemateri dan mahasiswa usai Public Lecture

Jumat, 03 Agustus 2018 06:10:10 WIB

Public Lecture : Keluarga, Perubahan Sosial dan Jaminan Sosial

Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora (FISHUM) UIN Sunan Kalijaga mengadakan Public Lecture (kuliah umum) Kamis, 02 Agustus 2018. Public Lecture yang diadakan di Ruang Sidang FISHUM Lantai 2 mengangkat tema terkait dengan Keluarga, Perubahan Sosial dan Jaminan Sosial. Kuliah umum yang diikuti oleh Civitas Akademika dan Mahasiswa FISHUM ini diisi oleh Dr. Drs. Alfan Miko,M.Si. dan Astri Hanjarwati S.Sos., M.A.

“Penelitian tentang kehidupan lansia berdasarkan latar belakang budaya yang berbeda akan memperkaya pemahaman tentang masalah lansia dan menjadi dasar merumuskan program kesejahteraan lansia yang lebih tepat. Penelitian ini mengkaji problem lansia dalam masyarakat matrilineal, akan sangat menarik pula dilakukan kajian pada masyarakat patrilineal atau masyarakat yang bertipe parental,” begitu kesimpulan yang disampaikan oleh Dr. Drs. Alfan Miko,M.Si.

Kesimpulan ini merupakan hasil dari penelitian beliau. Penelitian yang berjudul Refleksi Perubahan dalam Keluarga Berkaitan dengan Jaminan Sosial Sebuah Kajian Sosiologi Lansia merupakan kajian kelimuan yang spesifik membahas terkait dengan Sosiologi Lansia. Penelitian ini juga melihat bagaimana Sosiologi melihat fenomena kehidupan lansia dalam masyarakat yang telah dan sedang mengalami perubahan sosial.

“Gerontologi adalah ilmu yang khusus mengkaji lansia dari aspek sosial, biologis dan psikologis. Social Gerontology adalah Sosiologi lansia,” Imbuhnya lagi. Menurutnya, Lansia tidak sama dengan jompo. Konsep Lansia dititikberatkan tua kronologis yang didasarkan batas usia sedangkan konsep jompo  berkonotasi ketidakmampuan fisik dan secara sosial tidak lagi berarti meskipun bisa jadi usianya relatif muda.

Beliau juga menjelaskan terkait dengan pengertian Lansia itu sendiri. Menurut Pasal 1 UU No 13 tahun 1998, tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, pengertian lansia adalah seseorang yang telah berusia 60 tahun atau lebih. 60 sd 69 tahun disebut lansia muda. 70 sd 79 tahun disebut lansia menengah, dan di usia 80 tahun atau lebih disebut lansia tua.

Sementara itu, Astri Hanjarwati S.Sos., M.A. Dosen Sosiologi yang menjadi pemateri dalam kuliah umum kali ini juga mempresentasikan hasil penelitiannya. Yakni terkait dengan “Resiliensi Penyandang Disabilitas Korban Bencana Gempa Bumi Bantul Tahun 2006”. Beliau menjelaskan bahwa salah satu tujuan dari penelitian tersebut antara lain ialah Pertama, mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang menjadi penyebab korban bencana gempa bumi menjadi Penyandang Disabilitas  daksa. Kedua, mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi resiliensi penyandang disabilitas daksa pasca gempa bumi Bantul tahun 2006 .

Dalam penelitian ini, Astri Hanjarwati S.Sos., M.A. menggunakan Mix Method dengan populasi di 17 Kecamatan di Bantul  yakni 443 Penyandang Parapelgy / SCI. “Sampelnya ada di enam Kecamatan dengan Tingkat Kerusakan terparah dan Jumlah Penyandang Parapelgy Tertinggi,” jelasnya. Hasil penelitian ini menunjukan ada beberapa faktor yang mempengaruhi resiliensi penyandang Disabilitas Daksa. Pertama, dukungan keluarga (pasangan). Kedua, dukungan teman organisasi. Ketiga, dukungan pemerintah. Terakhir, Kompetensi Personal. Diskusi kali ini dimoderatori oleh Dr. Sulistyaningsi S.Sos., M.Si.  (tri)