Dilihat 0 Kali

07_619_WhatsApp Image 2025-06-19 at 15.27.10.jpeg
S2 Media dan Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora (FISHUM) Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta ke

Rabu, 18 Juni 2025 15:30:00 WIB

Diskusi Cherry Pop Bahas Musik Pop dan Islam di Kampus FISHUM UIN Sunan Kalijaga

S2 Media dan Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora (FISHUM) Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta kembali menghadirkan ruang diskusi publik yang menarik perhatian sivitas akademika. Melalui program bertajuk "Cherry Pop: Road to Campus", kegiatan ini mengangkat tema “Festival Musik sebagai Arena Negosiasi Budaya Pop dan Islam di Indonesia.”

Kegiatan berlangsung pada Rabu, 18 Juni 2025 di Conference Room FISHUM, dan terbuka untuk umum. Hadir dalam diskusi ini dua narasumber utama yaitu Arsita Pinandita, peneliti budaya pop yang aktif dalam kajian isu-isu keagamaan dan ekspresi urban anak muda, serta Kiki Pea, seorang creative director sekaligus penggagas program festival musik independen yang banyak melibatkan komunitas lintas nilai dan ekspresi. Diskusi dipandu oleh moderator Latifa Zahra, S.I.Kom., M.A., dosen komunikasi yang dikenal aktif dalam wacana media dan budaya populer. Para peserta terdiri dari mahasiswa, dosen, hingga praktisi kreatif yang tertarik pada persinggungan antara budaya populer dan nilai-nilai keislaman di Indonesia.

Dalam pemaparannya, Arsita menjelaskan bahwa festival musik saat ini tidak hanya menjadi tempat hiburan semata, namun juga ruang yang memungkinkan munculnya perjumpaan dan negosiasi simbolik antara nilai-nilai Islam dan budaya pop. “Kita melihat bagaimana simbol-simbol religius tampil berdampingan dengan ekspresi hiburan dalam satu panggung. Ini bentuk transformasi dan adaptasi budaya,” ujarnya. Sementara itu, Kiki Pea menyampaikan pandangannya dari sudut praktik penyelenggaraan festival. Menurutnya, banyak penyelenggara kini mulai sadar bahwa audiens Indonesia sangat beragam, dan karenanya banyak festival mulai menghadirkan ruang ekspresi yang ramah terhadap identitas keagamaan. “Kami tidak menjual agama, tapi kami tahu bahwa nilai-nilai seperti kesantunan, toleransi, hingga ruang salat menjadi penting dalam desain acara,” ungkapnya.

Diskusi berjalan interaktif. Beberapa mahasiswa menyampaikan pandangan kritis mengenai kemungkinan komodifikasi simbol keagamaan dalam ruang festival. Namun demikian, mayoritas peserta menyambut baik kehadiran forum ini sebagai ruang pembelajaran yang relevan dengan dinamika budaya anak muda Muslim saat ini. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian inisiatif Program Studi Media dan Komunikasi FISHUM dalam menjembatani kajian akademik dengan fenomena sosial yang berkembang di tengah masyarakat. Dengan hadirnya kegiatan seperti Cherry Pop: Road to Campus, FISHUM berharap dapat memperluas pemahaman mahasiswa tentang kompleksitas hubungan antara budaya, agama, dan industri kreatif.