Ahmad Habibi, Kisah Perjuangan Dakah Islam di Negeri Kangguru

kisah Habibi, seorang mahasiswa sederhana Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora (FISHUM) UIN Sunan Kalijaga Yogyak
Yogyakarta – Menyambung lidah dakwah Islam hingga ke negeri seberang, mungkin itulah kalimat yang tepat menggambarkan kisah Habibi, seorang mahasiswa sederhana Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora (FISHUM) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Pasalnya, salah satu dari tiga peluang menjadi peserta mahasiswa program “Student Mobility Program (SM-Pro)” dengan tujuan negara Australia, yang diselenggarakan oleh Direktorat Pendidikan Tinggi Islam (DIKTIS), berhasil diraihnya. Menjadi sesuatu yang patut dibanggakan kiranya ketika Habibi sendiri harus menyingkirkan lebih dari 4000 mahasiswa dari berbagai Perguruan Tinggi Keagamaan Islam seluruh Indonesia untuk mendapatkan kesempatan terhormat itu.
Program “Student Mobility Program (SM-Pro)” sendiri merupakan salah satu program unggulan dari Ministry of Religious Affairs (MORA) Scholarship yang dikhususkan bagi mahasiswa S1 Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) baik negeri maupun swasta di Indonesia. Bukan saja bertujuan untuk mengembangkan kapasitas berupa kunjungan akademik ke berbagai kampus terkemuka di luar negeri, akan tetapi program ini bertujuan untuk mengenalkan keramahan Islam di Nusantara kepada dunia internasional, serta mempromosikan keberagaman budaya dan keharmonisan hubungan antar umat beragama di Indonesia. Hal ini juga sejalan dengan apa yang disampaikan Dirjen Pendidikan Islam, Kamaruddin Amin, pada sambutannya dalam acara Pre Departure Orientation, Denpasar Bali. “Student Mobility Program ini dapat menjadi saluran penting bagi aktivitas kemahasiswaan yang positif di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam.”
Menindaklanjuti tujuan dari program unggulan tersebut, peserta Student Mobility Program mendapatkan akses untuk mengikuti perkuliahan di Curtin University dan The University of Western Australia (UWA). Dalam acara perkuliahan tersebut para peserta SM-Pro yang berasal dari Perguruan Tinggi Islam dari berbagai provinsi menjadi duta Indonesia untuk mempromosikan nilai-nilai ke-Islaman dan ke-Indonesiaan di berbagai tempat. Seperti proses masuknya agama Islam ke Nusantara, dakwah Islam Walisongo, keunikan sistem pendidikan pesantren, serta beberapa budaya Indonesia yang mengandung nilai-nilai ke-Islaman