Dilihat 0 Kali

07_880_WhatsApp Image 2025-05-18 at 13.23.33.jpeg
Acara ini menghadirkan Dr. Astri Hanjarwati, S.Sos., M.A. sebagai pembicara utama. Beliau merupakan dosen sekaligus peneliti dal

Minggu, 18 Mei 2025 18:54:00 WIB

Edukasi Pelecehan Seksual di Kalangan Mahasiswa: Upaya Ciptakan Lingkungan Kampus Fishum yang Aman dan Nyaman di POP 2025

Dalam rangka Pekan Olahraga dan Prestasi Mahasiswa (POP 2025), Prodi Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta bersama Himpunan Mahasiswa Sosiologi (HMS) dan Psychology Communication Research (PCR) menyelenggarakan seminar bertajuk “Edukasi Pelecehan Seksual di Kalangan Mahasiswa-Mahasiswi”. Acara ini diselenggarakan di halaman depan Poli Klinik UIN Sunan Kalijaga, mulai pukul 08.00 WIB hingga selesai. Kegiatan ini juga menjadi bagian dari rangkaian acara POP 2025 dan sekaligus memperingati Dies Natalis ke-20 Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora (FISHUM) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Lebih dari sekadar agenda akademik, seminar ini menjadi ruang reflektif dan progresif dalam menumbuhkan kesadaran kolektif akan pentingnya menciptakan lingkungan kampus yang aman, nyaman, dan bebas dari kekerasan seksual.

Acara ini menghadirkan Dr. Astri Hanjarwati, S.Sos., M.A. sebagai pembicara utama. Beliau merupakan dosen sekaligus peneliti dalam bidang gender, kekerasan seksual, dan perlindungan perempuan dan anak. Dengan kapasitas akademik dan pengalaman yang luas, Dr. Astri memberikan paparan komprehensif mengenai pentingnya edukasi pelecehan seksual di lingkungan pendidikan tinggi.

Dalam penyampaiannya, Dr. Astri Hanjarwati menegaskan:

"Pelecehan seksual di lingkungan kampus bukan hanya permasalahan individu, tetapi juga persoalan struktural yang harus ditangani secara kolektif. Edukasi menjadi langkah awal yang fundamental untuk membangun kesadaran, mendorong keberanian melapor, dan memperkuat sistem perlindungan. Kampus seharusnya menjadi ruang aman dan nyaman untuk belajar, bukan ruang penuh kekhawatiran."

Beliau juga menyoroti pentingnya peran mahasiswa, dosen, dan pihak kampus dalam membentuk budaya anti-kekerasan seksual, serta mengembangkan sistem pelaporan yang adil dan berpihak pada korban.  Sebagai akademisi dan peneliti yang selama ini concern terhadap isu gender dan kekerasan seksual, beliau menyampaikan dengan lugas bahwa pelecehan seksual bukan hanya tindakan individual, melainkan persoalan struktural yang harus disikapi serius oleh seluruh elemen kampus. Dalam penyampaiannya yang penuh semangat, Dr. Astri menekankan bahwa kampus seharusnya menjadi ruang aman untuk bertumbuh, bukan ruang yang dibayangi rasa takut dan bisu. “Pelecehan seksual di lingkungan kampus bukan hanya permasalahan individu, tetapi juga persoalan struktural yang harus ditangani secara kolektif. Edukasi menjadi langkah awal yang fundamental untuk membangun kesadaran, mendorong keberanian melapor, dan memperkuat sistem perlindungan,” tegas Dr. Astri di hadapan para peserta seminar.

Antusiasme peserta begitu terasa saat sesi tanya jawab dibuka. Beberapa mahasiswa berani menyampaikan keresahan mereka, menunjukkan bahwa isu ini benar-benar dekat dengan kehidupan sehari-hari di kampus. Panggung dihias dengan nuansa ungu, warna simbol perjuangan anti-kekerasan seksual, dan dikelilingi oleh spanduk besar serta deretan sponsor dan media partner yang mendukung terselenggaranya acara. Deretan merek ternama seperti Yakult, Wardah, Pop Ice, dan Smartfren turut serta menjadi bagian dari dukungan moral maupun logistik.

Panitia tampak sigap mengatur jalannya acara. Suasana semakin hidup saat moderator mempersilakan mahasiswa naik ke atas panggung untuk menyerahkan cendera mata kepada pembicara. Sesi ini menjadi momen simbolis bahwa suara mahasiswa tidak hanya hadir sebagai peserta pasif, tetapi sebagai bagian dari perubahan itu sendiri. Dalam momen tersebut, terlihat jelas semangat kolaboratif antar mahasiswa lintas jurusan untuk menghadirkan kegiatan yang tidak hanya bermanfaat, tetapi juga berdampak. seminar ini bukan hanya peringatan Dies Natalis yang seremonial, tetapi menjadi bukti bahwa FISHUM UIN Sunan Kalijaga berkomitmen membangun tradisi akademik yang peduli, kritis, dan solutif terhadap isu-isu sosial yang dihadapi generasi muda. Melalui edukasi dan keberanian membuka ruang diskusi, acara ini membuktikan bahwa transformasi kampus yang inklusif dan aman dimulai dari keberanian untuk bicara dan bergerak bersama.