Dilihat 0 Kali

07_462_psiko 111.png
Menyelami Luka, Merawat Diri: Webinar Series #3 Bahas Trauma dan Ketahanan Tubuh Bersama Dua Narasumber Inspiratif

Sabtu, 17 Mei 2025 19:19:00 WIB

Menyelami Luka, Merawat Diri: Webinar Series #3 Bahas Trauma dan Ketahanan Tubuh Bersama Dua Narasumber Inspiratif

Sabtu pagi, 17 Mei 2025, layar Zoom dipenuhi wajah-wajah antusias dari berbagai penjuru Indonesia. Tepat pukul 07.30 WIB, Webinar Series #3 resmi dimulai dengan tema yang begitu relevan dan menyentuh: “The Body Remembers: How Trauma Affects the Body & Ways to Build Resilience”. Acara ini menjadi ruang aman dan hangat bagi ratusan peserta untuk bersama-sama belajar tentang bagaimana tubuh menyimpan memori luka, serta bagaimana cara membangun ketahanan dalam menghadapinya.

Dibalik layar digital, hadir dua pembicara hebat yang membagikan ilmu, pengalaman, sekaligus semangat penyembuhan. Sosok pertama yang sudah tak asing lagi, Dr. Jack Leslie Redfern, Jr., kembali hadir dengan gaya penyampaian yang penuh empati namun tegas. Dengan latar belakang akademik dan pengalaman panjang dalam trauma healing dan intervensi psikologis, Dr. Jack mengupas tuntas bagaimana trauma tak hanya meninggalkan jejak di pikiran, tapi juga pada tubuh. Ia menjelaskan bahwa tubuh bisa menjadi “peta luka” dari pengalaman masa lalu, dan pemahaman akan hal ini adalah langkah pertama untuk pulih.

Melengkapi sesi yang penuh wawasan tersebut, Dr. Wahyuni Kristinawati, M.Si., Psikolog, juga tampil memukau. Beliau mengajak peserta untuk mengenali tanda-tanda trauma dalam keseharian—baik secara emosional maupun fisik dan bagaimana strategi resilien bisa dibangun melalui keterhubungan sosial, teknik mindfulness, dan pola hidup sehat. Dalam paparannya, beliau menekankan bahwa setiap orang punya kapasitas untuk pulih, asal diberikan ruang yang aman dan dukungan yang cukup.

Sesi berlangsung interaktif, dengan banyak peserta menyampaikan pertanyaan yang dalam dan personal. Beberapa di antaranya bahkan berbagi kisah tentang bagaimana trauma masa lalu mempengaruhi relasi dan keseharian mereka. Dengan penuh perhatian, kedua narasumber memberikan tanggapan yang menenangkan dan konstruktif, menjadikan webinar ini bukan hanya forum ilmiah, tapi juga wadah reflektif dan penyembuhan.

Meskipun diselenggarakan secara daring, atmosfer hangat dan mendalam terasa nyata di ruang virtual ini. Moderator memandu acara dengan apik, dan partisipasi aktif peserta menunjukkan betapa pentingnya diskusi seperti ini untuk terus dihadirkan dalam ruang akademik dan komunitas.

Webinar Series #3 bukan hanya menambah pengetahuan, tetapi juga menumbuhkan kesadaran bahwa kesehatan mental dan fisik tidak bisa dipisahkan. Bahwa tubuh kita mengingat dan karena itulah, ia juga bisa disembuhkan.