Yogyakarta
– Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora (FISHUM) Universitas Islam Negeri (UIN)
Sunan Kalijaga menyelenggarakan Workshop Evaluasi Visi dan Misi Fakultas untuk
memperkuat arah pengembangan institusi dan memastikan relevansi visi-misi
dengan perkembangan zaman. Kegiatan yang berlangsung di Ruang Multimedia FISHUM
pada Rabu, 12 Agustus 2025 ini dihadiri oleh para wakil dekan, para ketua dan
sekretaris program studi, Pengendali Mutu Fakultas (PSMF), dan Pengendali Mutu
Program Studi (PSMP) di FISHUM.
Kegiatan
ini merupakan tindak lanjut review visi misi FISHUM 2005-2025 yang dilakukan
oleh tim review visi misi fakultas. Review Visi Misi FISHUM merupakan salah
satu program bidang akademik yang bertujuan untuk menyediakan baseline bagi
fakultas dan program studi. Penyediaan data baseline ini merupakan bentuk
dukungan fakultas untuk meningkatkan kualitas program studi, misalnya sebagai
dokumen pendukung dalam proses akreditasi program studi.
Dalam
sambutannya, Dekan FISHUM Prof. Dr. Erika Setyanti Kusumaputri, S.Psi., M.Si.,
menegaskan bahwa UIN Sunan Kalijaga memikul dua tanggung jawab besar:
pengembangan keilmuan dan penguatan nilai keagamaan. “Tahap diskusi konseptual
integrasi-interkoneksi telah selesai. Sekarang saatnya fokus pada penerapan
yang lebih aplikatif, termasuk memperbanyak forum lintas umat beragama dan
menjadikan moderasi beragama sebagai tema besar pengabdian di FISHUM,” ujarnya.
Narasumber
utama workshop, Prof. Dr. Bermawy Munthe, M.A., Guru Besar Fakultas Adab dan
Ilmu Budaya sekaligus pakar perumusan visi-misi berbasis nilai, memaparkan
bahwa visi dan misi bukan sekadar dokumen administratif, melainkan pedoman
strategis yang memandu seluruh aspek manajemen, akademik, dan layanan
universitas. “Mencerdaskan kehidupan bangsa adalah pintu menuju kesejahteraan
dan kestabilan negara. Pendidikan adalah kuncinya,” tegasnya.
Hasil
review visi misi dipaparkan oleh Ambar Sari Dewi., S.Sos., M.Si., Ph.D sebagai ketua tim review. Beberapa
temuan yang disampaikan menunjukkan adanya kesenjangan antara misi dan capaian
kinerja. Hasil analisis SWOT juga menunjukkan beberapa hal yang perlu untuk
ditingak lanjuti.
Dalam
sesi evaluasi, Prof. Bermawy mengusulkan penggabungan misi kedua FISHUM
mengenai penelitian dan pengabdian masyarakat, karena keduanya saling berkaitan
erat. Ia menyoroti perlunya koherensi antara empat misi dan lima tujuan
universitas, serta pentingnya perumusan visi-misi yang memiliki dasar
filosofis, historis, dan geografis. Menurutnya, integrasi-interkoneksi harus
terus menjadi core values yang meresap ke seluruh proses akademik dan layanan,
termasuk pelayanan bagi mahasiswa difabel. Ia juga merekomendasikan metode
partisipatif seperti snowballing untuk menjaring gagasan seluruh dosen,
sehingga visi-misi yang dihasilkan memiliki legitimasi akademik dan politis
yang kuat.
Kegiatan
ini menjadi wadah strategis bagi para pimpinan, dosen, dan pemangku kepentingan
untuk menyatukan pandangan dalam merumuskan pedoman masa depan fakultas. Dengan
partisipasi luas dan pijakan nilai-nilai inti universitas, hasil evaluasi ini
diharapkan mampu membuat visi dan misi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora tetap
relevan di tingkat nasional maupun global.