Dilihat 0 Kali

UIN SUKA
Hopyan Nazakki Saat Memberi Sambutan di Acara YCEE 2019

Rabu, 13 Maret 2019 10:23:11 WIB

Zaki, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Sukses Selenggarakan Program Pertukaran Pendidikan dan Budaya di Istanbul, Turki

Hopyan Nazakki atau lebih akrab disapa Zaki, Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora (FISHUM) UIN Sunan Kalijaga sukses menyelenggarakan program Youth Cultural and Educational Exchange (YCEE) 2019 (2-5 Februari 2019). Bertempat di Istanbul, Turki, acara YCEE merupakan program yang di inisiasi oleh komunitas pemuda di Yogyakarta bernama Youth Break the Boundaries (YBB). Tujuannya ialah mempersiapkan generasi pemimpin muda berkualitas, berwawasan global dan berkontribusi nyata bagi pembangunan nasional.

Zaki menyatakan bahwa program pertukaran ini terdiri dari serangkaian kegiatan yang melibatkan banyak stakeholder. Di acara pembukaan, yang berlangsung di Selat Bosphorus, ia merasa senang karena bisa menikmati indahnya Instanbul. Hadir juga di acara tersebut, perwakilan pemerintah daerah Uskudar yang menjadi salah satu stakeholder dari program ini.

“Hari kedua diisi dengan simposium international yang melibatkan siswa/mahasiswa dari berbagai negara, mulai dari Turki, Azerbaijan, Mesir, Sudan, Afganistan dan tentunya 54 delegasi yang berasal dari Indonesia. Berbagai universitas yang mengikuti acara ini seperti UI, UGM, Universitas Airlangga, UII, UMY, UNPAD, UAD, Al-azhar Cairo dan beberapa kampus besar lain di Indonesia,” jelasnya dalam keterangan tertulis.

Acara ini juga dihadiri oleh beberapa pembicara. Salah satunya yakni perwakilan menteri pendidikan Turki, lembaga swadaya masyarakat pemberi beasiswa kepada mahasiswa internasional, walikota Istanbul, dan dihadiri juga oleh Herry Sudrajat selaku Konsulat Jenderal Republik Indonesia untuk Instanbul.

“Di sesi pertama, simposium ini berisi terntang informasi jaringan international kepada peserta terutama yang berasal dari Indonesia. Tidak berhenti di situ saja, acara simposium ini juga di isi dengan panel presentasi kelompok di sesi kedua. Dimana setiap kelompok yang telah di bentuk sebelumnya, mempresentasikan projek sosial dalam bidang solusi pendidikan terbaru serta pelestarian dan promosi budaya Indonesia dalam kancah International,” imbuhnya lagi.

Untuk lebih menguatkan dalam bidang pertukaran pendidikan, Zaki mengungkapkan bahwa ia bersama tim telah menjalin kerjasama strategis bersama Universitas Istanbul yang mana telah menjadi salah satu rangkaian acara di hari ketiga, yaitu study visit campus yang disambut langsung oleh rektor Universitas Istanbul. Zaki menambahkan bahwa kunjungan ini bermaksud agar peserta mampu untuk mengambil kesempatan melanjutkan pendidikan di salah satu kampus terbaik di Turki ini.

Dalam menyelenggarakan program tersebut Zaki tidak sendiri, ia bersama dengan ke enam temannya dari komunitas YBB yang mempunyai kepedulian sama dalam bidang pengembangan pemuda dan kerelawanan. Saling bahu membahu untuk mengonsep sekaligus mengambil langkah strategis agar program terlaksana dengan baik, demi terwujudnya sebuah program internasional yang nantinya akan mampu mengumpulkan pemuda terbaik bangsa sekaligus menjadi wadah untuk bersama saling berkolaborasi menghasilkan langkah-langkah konkrit untuk pembangunan nasional.

“Dengan terselenggaranya program ini, saya berharap generasi muda akan terus termotivasi untuk berkarya, mencari pengalaman seluas-luasnya serta membangun konektivitas ke seluruh penjuru dunia. Karena sekarang ini, Indonesia tengah dihadapkan pada revolusi industri 4.0 dan juga bonus demografi dimana generasi muda sangat melimpah. Hal tersebut saya pandang sebagai momentum sekaligus tantangan bagi generasi muda seperti saya untuk bisa memamfaatkan semaksimal mungkin kesempatan yang ada saat ini, yang pada akhirnya nanti bisa dimanfaatkan sebagai bentuk kontribusi dalam berbagai bidang strategis di republik ini,” ujar Zaki.

Sebagai mahasiswa yang gemar berorganisasi, Zaki juga pernah mengikuti beberapa acara internasional. Sebut saja ia pernah menjadi delegasi terpilih untuk menjadi duta pengajar bahasa Indonesia dalam sebuah program “Indonesian Youth Teacher Exchange Program 2017” (IYTEP) di Pattani Thailand, terpilih menjadi delegasi Indonesia dalam kegiatan relawan mengajar bertajuk “Indonesia Youth Teaching Program 2017” (IYTP) di Pusat Pendidikan Warga Negara Indonesia (PPWNI) Klang, Malaysia dan menjadi satu-satunya mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi yang melaksanakan program Kuliah Kerja Komunikasi (KKK) di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Sofia, Bulgaria.

“Dari beberapa cerita sukses saya itu, saya telah beberapa kali juga gagal dalam mengikuti program-program internasional. Saya jadi mikir, kalau untuk bisa lolos program internasional saja susahnya seperti ini bagaimana nasib teman-teman saya yang lain, temen-temen yang punya mimpi sama tetapi terkendala ruang yang sangat terbatas. Kuota yang diterima sangat sedikit dan yang daftar banyak banget. Karena alasan itu saya jadi ingin untuk membuat program sendiri berbekal koneksi sebelumnya yang telah saya dapat dan teman-teman hebat yang punya visi yang sama,”  tutupnya bercerita.

Ia berharap agar mahasiswa UIN Sunan Kalijaga berani untuk mengambil setiap kesempatan yang ada, berkarya lebih banyak, dan terus berprestasi baik di tingkat nasional maupun internasional. Tidak berhenti disitu saja, Zaki dan Meldi Latifah Saraswati yang juga merupakan Mahasiswa Ilmu Komunikasi, bersama tim komunitas Youth Break the Boundaries, akan menyelenggarakan program internasional selanjutnya di bulan Agustus yang bertajuk International Youth Leadership and Entrepreneurship Summit (IYLES) bertempat di Kuala Lumpur, Malaysia.

“Demi menjaga komitmen kami untuk terus memberdayakan potensi pemuda, program internasional seperti ini InsyaAllah akan terus kami selenggarakan dengan semangat pemuda untuk terus menembus batas. Karena kami sadar, potensi dari pemuda Indonesia tidak kalah dengan negara lain. Pemuda kita hanya butuh untuk diberikan ruang seluas-luasnya untuk mengeksplor diri dan syukur-syukur nanti akan ada banyak mahasiswa UIN Sunan Kalijaga yang akan terpilih mengikuti program kami secara cuma-cuma alias fully funded. Karena pada prinsipnya kami menggunakan metode pengumpulan abstrak dalam seleksinya. Dan satu hal lagi, dengan menjadi penyelenggara program internasional. Kami ingin naik kelas tidak hanya sebagai peserta tetapi sebagai penyelenggara dari even besar kancah dunia untuk mengharumkan nama kampus UIN Sunan Kalijaga di kancah Internasional.” pungkasnya. (Zaki/Tri)