Dilihat 0 Kali

07_342_pawiyatan.png
Kanthi Pawiyatan di FISHUM UIN Sunan Kalijaga: Merajut Literasi Media, Mengurai Paradoks Konten, dan Meneguhkan Etika Siaran di

Rabu, 10 September 2025 09:19:00 WIB

Kanthi Pawiyatan di FISHUM UIN Sunan Kalijaga: Merajut Literasi Media, Mengurai Paradoks Konten, dan Meneguhkan Etika Siaran di Era Digital

Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora (FISHUM) UIN Sunan Kalijaga kembali menunjukkan kiprah akademiknya dengan menggelar forum bergengsi bersama Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) DIY, 10 September 2025. Mengusung tajuk “Kanthi Pawiyatan: Siaran Berperadaban, Mengurai Paradoks Konten dan Etika di Era Digital”, acara ini menjadi bagian dari rangkaian roadshow KPID Goes to Campus setelah sebelumnya sukses menghadirkan Pesta Penyiaran Istimewa di Universitas Mercu Buana Yogyakarta bulan Agustus lalu. Kali ini, FISHUM menjadi tuan rumah yang bukan hanya menyambut hangat, tetapi juga memaknai kegiatan ini dalam rangka Dua Dekade FISHUM—sebuah momentum reflektif untuk merayakan perjalanan panjang fakultas yang terus berdaya, berkarya, dan bermakna.

Acara yang digelar di Ruang Interaktif Center FISHUM UIN Sunan Kalijaga ini menghadirkan tiga narasumber lintas perspektif. Dr. Fatma Dian Pratiwi, M.Si, Ketua Program Studi Media dan Komunikasi Program Magister UIN Sunan Kalijaga, menekankan pentingnya kesadaran kritis mahasiswa dalam menghadapi derasnya arus informasi digital.

“Hoaks adalah falseness, kepalsuan yang tidak hanya menyesatkan, tetapi juga melukai. Melukai bukan sekadar secara fisik, tetapi lebih dalam: secara mental dan psikis masyarakat. Di sinilah peran akademisi dan mahasiswa untuk tidak menjadi konsumen pasif, melainkan agen literasi yang aktif dan kritis,” tegas Fatma di hadapan audiens.

Sementara itu, Ledil Izzah, S.H.I., M.Pd.I, Komisioner Bidang Pengawasan Isi Siaran KPID DIY, mengingatkan bahwa transformasi digital tidak boleh mengaburkan dimensi etik penyiaran. Menurutnya, di tengah kompetisi produksi konten, media tetap harus menjunjung nilai-nilai moral agar siaran tetap berfungsi sebagai penuntun peradaban, bukan sekadar hiburan yang melalaikan.

Yonantha Chandra Premana, S.Sos, General Manager Operasional Star FM, hadir membawa perspektif dunia industri media. Ia memaparkan tantangan besar yang dihadapi radio dan media penyiaran di era digital, di mana persaingan bukan lagi sebatas kualitas konten, tetapi juga kemampuan dalam menjalankan tata kelola bisnis media. “Media yang hanya mengandalkan konten tanpa strategi bisnis yang kuat akan sulit bertahan,” ungkapnya.

Ketua KPID DIY, Hazwan Iskandar Jaya, yang turut hadir dalam kegiatan ini menegaskan bahwa program KPID Goes to Campus merupakan strategi membangun ekosistem literasi media di kalangan mahasiswa.

“Kami ingin mahasiswa tidak hanya menjadi pengguna, tetapi juga menjadi khalifah literasi. Agar mereka mampu memilah dan memilih informasi yang benar-benar dibutuhkan, sehingga ruang digital tidak menjadi ladang manipulasi, tetapi taman belajar bersama,” tutur Hazwan penuh semangat.

Pesan ini mengakar kuat dengan semangat FISHUM UIN Sunan Kalijaga yang selama dua dekade terakhir konsisten menjadikan mahasiswa sebagai subjek pengetahuan, bukan sekadar objek pendidikan.

Kolaborasi antara KPID DIY dan FISHUM UIN Sunan Kalijaga ini bukan sekadar agenda seremonial. Lebih dari itu, ia merupakan penegasan bahwa humaniora harus hadir di garda depan untuk menjawab paradoks zaman: derasnya banjir konten di satu sisi, dan krisis etika komunikasi di sisi lain.

Dalam dua dekade perjalanannya, FISHUM terus mengawal proses akademik yang berakar pada nilai kultural dan religius, sekaligus responsif terhadap tantangan digital. “Kanthi Pawiyatan” menjadi ruang refleksi sekaligus proyeksi, bagaimana fakultas ini bersama regulator dan praktisi media membangun literasi yang sehat, etika yang kokoh, dan budaya siaran yang berperadaban.

Acara ditutup dengan antusiasme tinggi dari mahasiswa dan civitas academica FISHUM yang memadati ruang diskusi. Kehangatan diskusi mencerminkan semangat intelektual yang khas: kritis, dialogis, sekaligus penuh kepedulian.

Dengan semangat Dua Dekade FISHUM, forum ini menegaskan bahwa transformasi digital hanya akan bermakna bila disertai literasi, etika, dan keberadaban. Melalui sinergi dengan KPID DIY, FISHUM UIN Sunan Kalijaga kembali meneguhkan perannya sebagai rumah besar ilmu sosial dan humaniora yang terus membangun jembatan kultural dan intelektual di tengah derasnya arus digitalisasi.