Hadirkan Hasan Nasbi, FISHUM Kembali Gelar Enjoy Camp 2024

Yogyakarta - Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora (FISHUM) Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta mengadakan kegiatan tahunan “International Jogja Youth Camp (Enjoy Camp) tahun 2024”. Acara ini digelar pada tanggal 11 hingga 13 Desember 2024 yang diikuti oleh mahasiswa UIN Sunan Kalijaga dari berbagai elemen, mencangkup perwakilan dari Organisasi Kemahasiswaan (Ormawa) dan Civitas Akademika lainnya. Pembukaan Enjoy Camp 2024 kali ini turut hadirkan Hasan Nasbi, S.I.P selaku Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Republik Indonesia sebagai narasumber pada seminar bertemakan “Astacita dan Transformasi Indonesia: Membangun Narasi Kebangsaan Untuk Masa Depan”. Acara pembukaan bertempatdi Conference Room lantai 1 Fishum.

Dr. Mochamad Sodik S,Sos, M.Si, Selaku Wakil Rektor II UIN Sunan Kalijaga, menyampaikan dalam sambutannya “Astacita sudah menjadi landasan bagi kita, di Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, khususnya di poin nomor 1. Pancasila dan studi Islam selalu terbuka dan tidak selesai di pembicaraan, akan tetapi sudah menjadi praktik keseharian sivitas akademika”. Wakil Rektor II juga menjelaskan bahwa Fishum selalu mendalami dan mengkaji wacana-wacana yang berkaitan keberagaman serta toleransi. Menurutnya, narasi tentang kebangsaan dan Pancasila harus terus disuarakan oleh anak muda.

Di saat yang sama, Dr. Erika Kusumaputri, S.Psi, M.SI., Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, menyampaikan “Melalui agenda yang sudah kami rancang, Acara ini adalah wadah strategi dalam membangun dialog kritis serta konstruktif sebagai ruang yang memberikan kesempatan bagi pemuda untuk berbicara tentang multikulturalisme”. Dr. Erika menyebut bahwa tema seminar ini merupakan tema yang bagus karena membawakan isu yang cukup strategis bagi kaum muda. Baginya, Enjoy Camp tidak sekedar menjadi sebuah acara, tetapi juga sebagai platform transformasi pemikiran dan jejaring antar pemuda.

Dilanjutkan dengan sesi seminar, Hasan Nasbi menyampaikan bahwa kondisi bangsa saat ini berada pada perubahan komunikasi yang sangat drastis. Hal ini sangat berpengaruh terhadap pola pikir kita secara kognitif.“Bangsa kita menghadapi perubahan pola komunikasi, dulu yang bisa kita serap hanya informasi dari televisi atau radio, dan informasi itu bukan kita yang ngatur, semuanya tergantung pihak televisinya. Sekarang semua informasi yang diinginkan dapat dipilih secara bebas. Apalagi dengan Algoritma, seolah dunia yang kita lihat hanya itu-itu aja”, terangnya.

Hasan juga menegaskan bahwa akibat dari interkonektivitas saat ini, bangsa Indonesia sangat mudah terkena Disrupsi.“Begitu banyak Informasi yang mampir di kepala kita, dari gadget yang sebesar telapak tangan, kita menyerap informasi kemari, entah benar entah ngga informasi itu masuk ke dalam kepala kita, entah benar entah engga kita jadi marah-marah”, ujarnya. Oleh karena itu, Hasan menegaskan bahwa kita harus menghidupkan informasi-informasi yang memiliki manfaat dan mendistribusikannya seluas-luasnya sebagai langkah mitigasi dalam menghadapi Disinformasi, Fitnah, dan Kebencian (DFK).

Lebih jauh saat sesi tanya jawab, Hasan menjelaskan lebih dalam mengenai ketergantungan terhadap Algoritma bisa menjadi pisau bermata dua, dan kenapa optimism terhadap narasi bangsa harus dihidupkan dalam ruang publik. “Apapun yang terjadi, optimisme terhadap kebangsaan harus dibangun” menjadi pesan penutup di sesi seminar. (red)