Seminar Online: Riset di Masa Pandemi, Etik dan Praktik

Protokol Physical Distancing selama masa pandemi Covid-19 membuat penelitian lapangan menjadi sulit dilakukan. Keadaan seperti ini menjadi tantangan tersendiri bagi dunia akademik. Lantas bagaimana cara melakukan riset di masa pandemi?

Isu ini kemudian dibahas dalam forum seminar online Selasa, 23 Juni 2020 dengan tema "Riset di Masa Pandemi: Etik dan Praktik". Seminar online menggunakan platform Zoom dan YouTube ini diselenggarakan oleh Internasional Office UIN Sunan Kalijaga bekerjasama dengan UPM, Kemenag dan Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora (FISHUM).

“Mudah-mudahan acara ini menjadi pemantik buat kita, bahwa ini tantangan terbesar di era modern yakni pandemi yang sifatnya global. Karena tidak ada satupun manusia di dunia ini yang hari ini tidak terkena dampak. Maka mudah-mudahan pandemi ini memberikan hikmah, adanya temuan-temuan baru, kreatifitas-kreatifitas baru dan relevan terutama dalam hal penelitian. Tentu dengan cara dan metode yang baru. Mungkin, wawancara kualitatif, kuantitatif bisa kita evalusai,” tutur Dr. Waryono, M.Ag., Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama UIN Sunan Kalijaga dalam sambutannya.

Menyapa peserta dan pemateri juga dilakukan oleh Dekan FISHUM, Dr. Mochamad Sodik, S.Sos., M.Si. Dalam sambutannya beliau mengucapkan terimakasih kepada seluruh narasumber dan peserta. Menurut keterangan dari panitia, dalam acara ini ada sekitar 700 orang yang mendaftar dengan mengisi form dari panitia. Antusias ini juga terlihat dari views video si Youtube yang tercatat hingga Rabu, 24 Juni 2020 sudah 1.600 lebih ditonton.

Tema mengenai penelitian di masa pandemi, menurut pemaparan dari Prof. Dr. Ahmad Tarmizi Talib pembicara dari Universiti Putra Malaysia, menjadi tantangan sendiri dalam dunia pendidikan. Mengingat, fenomena global seperti ini sebelumnya belum pernah terjadi. Dampak yang ditimbulkan bahkan tidak hanya dunia kesehatan, tetapi juga kebiasaan sehari-hari semua orang termasuk dalam hal ini dunia pendidikan.

Di masa pandemi ini, kreatifitas memang dibutuhkan. Penelitian yang dilakukan haruslah tidak beresiko baik bagi peneliti maupun responden. Penggalian data akan lebih efektif apabila dilakukan menggunakan protokol kesehatan atau bahkan memanfaatkan teknologi yang ada. Pengalaman mengenai riset di masa pandemi juga diceritakan oleh Irene Gayatri, S.Sos., M.Si., Peneliti LIPI sekaligus mahasiswa PhD di School of Social Scinces, Faculty of Art, Monash University.

Irene Gayatri menceritakan bahwa sejak juli 2019 ia memulai studi sebagai mahasiswa PhD, Gender, Peace and Security Centre, Faculty of Arts, Monash University. Jalur PhD ini 100% riset, dengan tambahan 120 UNIT MyDEVELOPMENT yang sifatnya wajib untuk 4 tahun studi. “Saat ini saya tengah mempersiapkan sidang panel milestone pertama, di mana kontennya adalah riset desain penelitian. Topik disertasi adalah terkait konsep Women, Peace and Security dalam Pencegahan Violent Extremism. Selain itu saya juga telah mempersiapkan Draft Bab focus pada diskusi teori,” tulisnya dalam materi.

Ada beberapa penyesuaian yang harus dilakukan Irene, misalnya tidak lagi datang ke kampus, pelayanan perpustakaan yang menerapkan protokol kesehatan dengan jam buka terbatas, yang akhirnya semua peraturan itu membuat ia dan teman-temannya harus menemukan strategi penyesuaian.

Faktanya, menurut Dr. Mahrus, M.Ag., Kasi Penelitian Dithen Pendis Kemenag RI separo dari 58 PTKIN telah melaksanakan penelitian melalui dana BOPTN Penelitian tahun 2020. Kontrak penelitian telah ditanda tangani sebelum kebijakan WFH terkait COVID-19 secara nasional. Adanya pandemi Covid-19 tentu membuat peneliti kesulitan untuk melakukan pengumpulan data/informan, juga terkait pelaporan dana dan output/outcome. Sementara itu, Muhrisun Afandi, Ph.D selaku Kapuslitbit LPPM UIN Sunan Kalijaga menjelaskan bahwa kebijakan terkait dengan prosedur penelitian menjadi penting. Isu yang diangkat dalam riset juga harus dipertimbangkan terutama yang berkaitan dengan protokol kesehatan.

Kegiatan ini dimoderatori oleh Achmad Uzair, M.A., Ph.D., selaku Ketua International Office UIN Sunan Kalijaga. Terlihat hadir dalam kegiatan ini Dr. Sabarudin Selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi serta Dr. Sulistyaningsih S.Sos., M.Si selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni. Hasil seminar kali ini juga bisa disimak melalui channel YouTube FISHUM UIN Sunan Kalijaga. (tri)