Seminar Series Psikologi Spiritual Neuroscience and Happiness: an Overview
Dr. dr. Taufik Pasiak, M.Kes., M.Pd.i saat mengisi diskusi Spiritual Neuroscience and Happiness: an Overview.
Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora (FISHUM) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menggelar seminar series, Jumat 20 Oktober 2017. Bertempat di Ruang Sidang lantai II FISHUM, seminar yang diisi oleh Dr. dr. Taufik Pasiak, M.Kes., M.Pd.i ini bertemakan Spiritual Neuroscience and Happiness: an Overview.
Dalam sambutannya, Dr. Mochamad Sodik S.Sos., M.Si menegaskan bahwa seminar series dengan tema seperti ini sangat penting. Khususnya bagi Program Studi Psikologi. Karena selama ini Psikologi didominasi oleh ilmu yang sifatnya positivistik.
“Memang ini mimpi kita bersama untuk mengkaji dan mengaji tema ini. Ilmu yang dipelajari diharapkan dapat memberi manfaat. Maka yang sifatnya spiritual menjadi sangat penting. Yang kemudian kami sebut sebagai interkoneksitas antara ilmu agama dan ilmu sosial,” tutur Dekan FISHUM (20/10).
Dr. dr. Taufik menjelaskan bahwa banyak orang yang sebenarnya mengalami gangguan jiwa namun tidak terdeteksi oleh masyarakat. “Religious delusion, more than Psychiatric Problem (Delusi Agama, Lebih dari Masalah Psikiatri),” jelasnya. Beliau menjelaskan bahwa dibandingkan dengan orang yang menderita penyakit psikopat, ini diatasnya. Karena korbannya tudak hanya dirinya sendiri tetapi ribuan orang. Dalam bahasa politik sering disebuh sebagai teroris. “Saya membedakan spiritual experience. Orang yang mengikuti aliran tertentu. Kalau kita tidak paham maka akan susah membedakan,” ujarnya.
Psychotic Features, memiliki gambaran antara lain spiritual experience (Upnormal). Kedua Spiritual Feature juga masuk sebagai Psichotic (Abnormal). Studi dalam riset ilmiah menjelaskan bahwa halusinasi tidak hanya terjadi pada orang Psychotic. Halusinasi dianggap sebagai gangguan jiwa. Inilah yang menurut beliau harus dijelaskan oleh Ilmu Pengetahuan. Atau sebaliknya, orang yang Psychotic namun dianggap sebagai mistikus. Maka kita sebaiknya hati-hati dengan orang psychotic yang dianggap sebagai spiritual.
“Neouroscince, mempelajari ilmu yang paling dalam. Yang melahirkan hipotesis. Manusia apabila kita potong, ternyata dia hanya zat kimia saja. Dibalik yang fisik ini ada hal yang non fisik. Orang barat menyebut energy, orang timur menyebutnya jiwa. Dalam tubuh fisik ini ada ruang kosong. Kedepannya, Psikologi saya prediksikan akan menjadi Neouroscince,” imbuhnya lagi.
Seminar kali ini dimoderatori oleh Nuristighfari Masri K, S.Psi., M.Psi.,dan dihadiri oleh Dr. Erika Setyanti Kusumaputri, M.Si Wakil Dekan I Bidang Akademik, Dr. Sabarudin, M.Si Wakil Dekan II Bidang Adm. Umum, Kepegawaian dan Perencanaan, Dr. Sulistyaningsih, S.Sos, M.Si Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Dr. Mustadin, M.Si Ketua Program Studi Psikologi, beberapa dosen FISHUM serta dihadiri pula oleh mahasiswa. (tri)