Evaluasi dan Tindak Lanjut Audit Mutu Internal (AMI)

Suasana RKF Luring di Ruang 201
Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora (FISHUM) UIN Sunan Kalijaga baru saja membahas mengenai Audit Tindak Lanjut (ATL) Audit Mutu Internal (AMI). Pembahasan mengenai ATL AMI inni berlangsung pada 24 Februari 2021 pukul 12.30-selesai pada saat Rapat Koordinasi Fakultas yang dilakukan secara rutin. Evaluasi ini dilakukan secara daring menggunakan Zoom Meeting dan luring di ruang 201 lantai 2 FISHUM UIN Sunan Kalijaga.
Dalam Sambutannya, Dr. Mochamad Sodik, S.Sos., M.Si. menjelaskan bahwa audit bagaikan dua sisi mata uang, yang semuanya penting. “Acara ini rutin sehingga penting bagi evaluasi program yang sudah kita jalankan, ini sifatnya biasa dan bukan forum yang harus kita hindari dari sinilah kita akan memperbaiki, ada masukan-masukan dari para auditor. Kita juga membangaun kapasitas personal dan istitusional. Dalam konteks institusional kita tidak berbicara lagi personal tetapi kinerja, kinerja yang terukur tentunya,” jelasnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Dr. Shofiyullah Muzammil selaku auditor. Menurutnya, ATL ini sifatnya tidak lanjut dari audit AMI kemarin. “Karena sifatnya tindak lanjut jadi mungkin lebih ke konfirmasi terhadap hasil audit kemarin. Ini menjadi kebutuhan bersama untuk sebuah institusi, bukan hanya sekedar administrasi. Alangkah senangnya jika semua auditee punya pemikiran bahwa audit ini penting bagi kualitas sebuah institusi pendidikan,” jelasnya..
Setelah sambutan, tim auditor kemudian dibagi untuk melakukan evaluasi kepada masing-masing prodi. Dari Prodi Psikologi misalnya, ada 7 temuan yaitu: 1 elemen mahasiswa, 3 SDM, 3 Dosen dan tendik. Kaprodi Psikologi, Lisnawati, S.Psi., M.Psi. mengkonfirmasi bahwa terkait mahasiswa, persentase jumlah mahasiswa pendaftar dan jumlah mahasiswa daftar ulang dan lulus seleksi adalah diatas 95%. “Catatannya fakultas tidak punya data, ini mohon konfirmasinya. Dan ini juga sama dengan Ikom dan Sosiologi,” jelasnya.
Beliau mengusulkan sebaiknya fakultas dilibatkan dalam proses seleksi. Hal ini menurutnya ada kaitannya juga dengan sistem. “Prodi apalagi tidak punya akses kesana. Begitu juga dengan mahasiswa difabel apa saja yang bisa ke prodi kami tidak tahu pengambilan keputusannya,” imbuhnya.
Beberapa temuan yang kemudian dikonfirmasi langsung oleh prodi antara lain adalah rasio dosen DPS dan mahasiswa, DTPS yang memiliki sertifikat pendidik minimal 80%, serta jumlah lector kepala.
Menurut Dr. Sulistyaningsih, S.Sos., M.Si. untuk mendorong profesorisasi, doktorisasi, percepatan pangkat (lector, lector kepala, AA) Fakultas melakukan monitoring. “Kita buatkan grup untuk monitoring. Kita juga ada stimulus dana bagi pengembangan dosen, tiap dosen 5 juta untuk dosen baru 2,5 juta. Ini sebagai upaya untuk menuju penambahan itu. Kita juga di bulan maret akan ada workshop akademik writing bagi dosen2 untuk memberi bekal menuju scopus,” jelasnya.
Menurut auditor, observasi juga tidak melulu dapat menurunkan mutu tetapi kita bisa melihat usaha apa yang sudah dilakukan untuk memperbaiki itu, termasuk ada profesorisasi dan ada dana pengembangan dosen juga.
Rapat kali ini dihadiri oleh pimpinan Dekanat, Kaprodi dan Sekprodi serta tim PSMF. (tri)