Studium General, Merdeka Belajar; Meneguhkan Generasi Unggul dan Islami yang Kukuh Menghadapi Pandemi

Memasuki tahun ajaran baru, Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora (FISHUM) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menggelar Studium General dengan tema “Merdeka Belajar: Meneguhkan Generasi Unggul dan Islami yang Kukuh Menghadapi Pandemi” bagi mahasiswa dan mahasiswi angkatan 2021/2022. Kegiatan ini dilaksanakan secara daring melalui platform Zoom Meeting pada Rabu (15/8) pagi dan diikuti oleh kurang lebih 360 peserta. Adapun narasumber pada Studium General kali ini adalah Rektor Universitas AMIKOM Yogyakarta, yakni Prof. Dr. M. Suyanto, M.M.

Dwi Nur Laela Fithriya, M.A. selaku ketua panitia, dalam sambutannya mengungkapkan bahwa selain untuk menyambut mahasiswa baru, Studium General ini juga digelar untuk memberikan pemahaman terkait konsep Merdeka Belajar sekaligus meningkatkan motivasi mahasiswa baru agar menjadi generasi unggul dan islami yang kukuh di era pandemi. Selaras dengan itu, Dr. Mochamad Sodik, S.Sos., M.Si. selaku Dekan FISHUM turut mengingatkan pentingnya core values UIN untuk membentuk mahasiswa yang tangguh. “InsyaAllah dengan kekuatan lahir dan batin, kita bisa melewati pandemi dengan kecerdasan spiritual, intelektual, dan juga emosional,” pungkas beliau seraya membuka acara tersebut.

Sementara itu, Dr. Abdur Rozaki, S.Ag., M.Si. selaku keynote speaker pada acara ini menyampaikan seputar kebijakan kurikulum Merdeka Belajar. Beliau mengungkapkan bahwa kurikulum Merdeka Belajar merupakan peluang sekaligus tantangan bagi dunia akademik. Disebutkan bahwa ada beberapa poin kunci dalam program ini, yaitu hak belajar mahasiswa selama 3 semester di luar program studi, 1 semester di lintas program studi, dan 2 semester di luar kampus. Beliau juga menyampaikan harapannya terkait penerapan kurikulum ini. “Saya optimis kalau kurikulum ini kita realisasikan dengan baik maka akan menciptakan proses pembelajaran yang menggairahkan dan dapat menjawab tantangan disrupsi teknologi dan pandemi,” jelas beliau.

Selanjutnya, materi disampaikan oleh Prof. Dr. M. Suyanto, M.M. selaku narasumber. Dalam pemaparannya, beliau menyampaikan kesalahan besar dalam pendidikan adalah menekankan dimensi intelektual dengan mengesampingkan dimensi sentimental. Beliau menyebut hal ini sebagai kematian jiwa. Adapun proses untuk mencapai pengetahuan yang utuh–yang memadukan antara dua dimensi tersebut–adalah dengan mengenali diri sendiri, mengenali Allah, mengenali dunia, dan mengenali akhirat.

Lebih dari itu, ada banyak sekali poin penting yang disampaikan oleh narasumber pada Studium General kali ini. Beberapa diantaranya tentang ilmu alkemi sebagai bekal mencapai kesuksesan di masa mendatang, pendidikan ala Ki Hajar Dewantara yang mengacu pada keselamatan dan kebahagiaan, turning point dalam krisis, entrepreneurship dan lainnya. Hingga penghujung acara, Studium General ini berlangsung cukup kondusif dan diakhiri dengan tanya jawab antara mahasiswa dengan narasumber. (Natasyha/Tim Kreatif)