Upaya Meningkatkan Branding, FISHUM Gelar Workshop on Strengthening The Branding of Faculty
Sesi Foto Bersama Dengan Prof. Dr. Iswandi Syahputra, S.Ag., M.Si.
Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora (FISHUM) UIN Sunan Kalijaga baru saja menggelar Workshop on Strengthening The Branding of Faculty pada Rabu (13/9) pagi. Kegiatan workshop ini dirancang guna menguatkan dan meningkatkan branding FISHUM untuk melakukan rekognisi kepada publik baik di kancah internal maupun internasional. Dengan mengundang Shuri Mariasih Gietty Tambunan, Ph.D., selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia sebagai narasumber, kegiatan ini dilaksanakan secara hybrid yang disiarkan langsung dari Interactive Studio FISHUM melalui platform Zoom Meeting dan Live YouTube. Turut hadir pada acara ini, Prof. Dr. Iswandi Syahputra, S.Ag., M.Si. selaku Wakil Rektor 1 Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga, serta para dosen dan tenaga pendidik di lingkungan FISHUM.
Dr. Mochamad Sodik, S.Sos., M.Si., selaku Dekan FISHUM menilai bahwa apa yang telah dicapai sebagai sebuah kekuatan dalam membantu membangun reputasi. Di tengah sambutannya, beliau juga menyampaikan perumpamaan, antara foto dan bingkai merupakan suatu kesatuan yang utuh yang mana hal tersebut mampu membuka kebermaknaan yang baik. "Kita ingin melakukan branding universitas secara umum, tidak hanya akademik saja tetapi juga branding yang mempunyai makna intelektualitas," tegasnya.
Sambutan selanjutnya, sekaligus membuka kegiatan Workshop on Strengthening The Branding of Faculty disampaikan oleh Prof. Dr. Iswandi Syahputra, S.Ag., M.Si. selaku Wakil Rektor 1 UIN Sunan Kalijaga. Dalam sambutannya, beliau mengungkapkan filosofi dari kata 'branding' terlebih dahulu. "Branding berkaitan dengan apa yang diinginkan, bagaimana mendapatkan yang diinginkan, siapa saja yang dilibatkan, dan bagaimana cara merawat agar branding tersebut tetap eksis," imbuhnya. Beliau juga menyampaikan bahwa branding yang dilakukan UIN Sunan Kalijaga berbentuk logo, jingle, dan film profil yang berjudul "Pena". Diakhir sambutannya, beliau menyampaikan informasi bahwa akan ada film "Pena 2" sebagai bentuk lanjutan branding UIN yang merepresentasikan tagline UIN Suka untuk Bangsa, UIN Suka Mendunia.
Rangkaian acara selanjutnya adalah pemaparan materi yang disampaikan oleh Shuri Mariasih Gietty Tambunan, Ph.D. Di awal paparannya, Shuri menjelaskan alasan mengapa sebuah strategi branding yang biasanya berada di dalam corporate atau start-up dapat masuk ke dalam dunia pendidikan. Beliau menyebutkan bahwa branding merupakan sebuah representasi visual tentang apa yang diinginkan dari institusi tersebut melalui berbagai media seperti logo, website, dan lain sebagainya. "Ada 3 tren yang dilakukan dalam branding universitas, yaitu mengubah logo/maskot, melakukan rebranding tradisional emblem, dan menjual merchandise," ungkapnya.
Beliau menambahkan bahwa untuk melakukan branding di lingkungan universitas maka diperlukan pemetaan renstra 5 tahun ke depan, sebab branding di universitas membutuhkan aktor yang banyak karena produk yang dijual pun sangat besar dan bervariasi. "Branding yang dilakukan universitas akan berdampak langsung bagi reputasi akademik, sehingga reputasi yang sudah dibangun itu dipertahankan dengan baik," tambahnya.
Selain membahas mengenai branding universitas, beliau juga menyinggung tentang branding fakultas dan personal branding dosen atau tendik. "Jika fakultas ingin melakukan branding, maka harus melibatkan seluruh anggota fakultas dalam pengembangan dan peng-implementasiannya," jelasnya.
Di akhir pembahasan, beliau menegaskan untuk mempertahankan atau meningkatkan reputasi dalam branding, institusi harus kritis dalam melakukan evaluasi terlebih mengenai strength dan weakness. Shuri juga menghimbau bahwa tantangan terbesar dalam branding biasanya dari level internal, sehingga diperlukan yang namanya transparent conversation. (nabila/tim kreatif)