Konferensi Jurnal Sosiologi Reflektif 2018
Sesi Foto Bersama dengan Dekan, Tamu Undangan dan Pemateri Kuliah Umum
Jurnal Sosiologi Reflektif 2018 kembali menyelenggarakan konferensi (28-29/11/2018). Tahun ini, konferensi yang terselenggara selama 2 hari diikuti oleh 16 Perguruan Tinggi dari berbagai Universitas di Indonesia. “Ini diikuti oleh 16 Universitas,” jelas Achmad Zainal Arifin, M.A., Ph.D, Kaprodi Sosiologi saat memberi sambutan. Jurnal Sosiologi Reflektif merupakan jurnal dibawah naungan Prodi Sosiologi yang dikelola oleh Dr. Muryanti M.A.
Dr. Mochamad Sodik S.Sos M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora (FISHUM) UIN Sunan Kalijaga menyambut baik terselenggaranya acara ini. Beliau berpendapat bahwa jurnal menjadi salah satu wadah dalam dunia akademik . Apalagi dalam pengembangan kajian keilmuan dan kepenulisan. “Kalau ide g ditulis maka akan hilang,” tuturnya.
Saat sambutan, beliau juga menjelaskan bahwa kecanggihan teknologi informasi yang terwujud sebagai media sosial menjadi salah satu kekuatan yang harus diakui. Tetapi dalam hal ini, tulisan-tulisan dalam jurnal jauh lebih kuat, karena jurnal merupakan karya ilmiah yang juga ditulis dengan metode ilmiah. “Saya yakin semua itu adalah komitmen. Kalau sudah ada komitmen dan niat pasti ujungnya akan baik. Ini sudah dibuktikan oleh Prodi Sosiologi dengan mendapat akreditasi A” imbuhnya.
Setelah acara resmi dibuka, sebelum diskusi panel dan sesi presentasi papper, ada kuliah umum yang disampaikan oleh Dr. Zuly Qodir M.A. Salah satu dosen Pascasarjana UMY dalam kuliah umum kali ini memberikan materi terkait dengan “Kontestasi Identitas Keberagamaan di Era Digital”. Menurutnya, di era ini telah terjadi simbiosi antara realitas dan fantasi. Dimana masyarakat menganggap cerita-cerita yang beredar sebagai realitas atau fakta yang terjadi.
Menurutnya, perebutan wacana di media sosial merupakan fakta post-truth. Terjadi produksi besar-besaran dalam memproduksi kebongongan. Maka disinilah peran penting bagi Perguruan Tinggi. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh Perguruan Tinggi untuk menjawab tantangan era digital. Salah satunya memberikan Inovasi pembelajaran keagamaan dan keislaman. Selain itu perlu memperbanyak kurikulum tersembunyi atau ekstra ordinary.
Tercatat data dari panitia, peserta yang menjadi panelis dalam konferensi panel kali ini ialah dari Universitas Nasional Jakarta, IAIN Salatiga, Stikom LSPR Jakarta, Universitas Airlangga Surabaya, Universitas Negeri Malang, IAIN Kediri, dan berbagai Perguruan Tinggi di Indonesia lainnya. Terlihat hadir dalam acara kali ini Dr. Napsiah, S.Sos., M.Si. selaku Sekprodi Sosiologi, Dr. Yayan Suryana M.Ag Direktur MoGA, Achmad Uzair, S.IP., M.A, Ph.D. Direktur International Office, serta Wakil Dekan III Dr. Sulistyaningsih S.Sos., M.Si. (tri)