Pusat Sudi NIAFS Gelar Seminar Series Mengenai Isu Kependudukan dan Ketahanan Keluarga Indonesia

Dokumentasi
Senin (12/12) Lembaga Pusat studi Network of Indonesian and Australian Family Studies (NIAFS) Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta melaksanakan seminar series dengan tajuk ‘Isu Kependudukan dan Ketahanan Keluarga Indonesia’. Isu tersebut menjadi bagian dari pembangunan keluarga di era disruspi karena keluarga menjadi benteng utama penanaman moral, dan ketahanan keluarga menjadi pondasi penting demi ketahanan negara.
Seminar Series dibuka dengan sambutan oleh Lukman Nusa, M.I.Kom. selaku Ketua Pusat StudiNIAFS dan Dr. Mochamad Sodik, S.Sos., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora.Kemudian dilanjutkan dengan pemaparan dari tiga narasumber yang dipandu oleh Muslim Hidayat, M.A. selaku dosen Program Studi Psikologi FISHUM UIN Sunan Kalijaga.
Narasumber pertama, yakni Ewang Sewoko Wiryosumarto, S.Psi., M.A. selaku perwakilan BKKBN DIY dan juga trainer Sahabat Sewoko mengangkat topik mengenai Isu Kependudukan dan Peningkatan Ketahanan Keluarga Melalui Penerapan Delapan Fungsi Keluarga. Wiryosumarto menekankan bahwa terdapat delapan fungsi yang menjadi acuan dan pola hidup setiap keluarga dalam rangka terwujudnya keluarga sejahtera dan berkualitas. Delapan fungsi tersebut adalah fungsi keagamaan, sosial-budaya, cinta kasih, perlindungan, sosialisasi dan pendidikan, ekonomi reproduksi dan fungsi lingkungan.
Diana Setyawati, Ph.D, CPMH Psikologi Universitas Gadjah Mada sebagai narasumber kedua menguraikan bahwa kunci ketangguhan sebuah keluarga bukan hanya dilihat dari sisi kuatitatif semata, tapi harusnya juga memperhatikan kualitas. Maka menurut Setyawati wellbeing harus menjadi prioritas tujuan pembangunan mulai dari level individu, keluarga dan didukung oleh elemen makro yaitu pemerintah. Hal ini penting diperhatikan agar negara bisa mewujudkan masyarakat yang tidak hanya sehat tapi juga sejahtera.
Di bagian akhir, narasumber ketiga, Zidni Immawan Muslimin, S.Psi., M.Si., dosen Psikologi FISHUM UIN Sunan Kalijaga menyampaikan bagaimana dampak perceraian akan memberikan pengaruh pada sistem keluarga, terutama akan berdampak pada anak. Post Traumatic Growth (PTG) merupakan dampak yang sering terjadi pada anak korban perceraian. Oleh karena itu, Muslimin menekankan bahwa perlu penanganan dan pendampingan yang sesuai jika perceraian tidak terhindarkan, agar dampaknya—terutama untuk anak—bisa diminimalisir.
Kajian mengenai kebijakan-kebijakan mengenai keluarga harus mendapatkan perhatian dari semua kalangan agar ketahanan keluarga bisa terwujud demi ketahanan negara yang lebih baik. Jika anda tertarik mendengarkan topik ini secara lebih lengkap, silakan akses link berikut ini https://www.youtube.com/watch?v=zIqiRUd7O0s