Mahasiswa Ilmu Komunikasi Jadi Panitia Konferensi Internasional Ulama Sufi Dunia

Mochammad Helmy Fikri (Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga) ditunjuk menjadi panitia Konferensi Internasional Ulama Sufi Dunia. Acara konferensi kali ini berlangsung di Pekalongan selama 2 hari, yakni dari tanggal 8 hingga 10 April 2019.

Menurut Fikri, keterlibatannya di acara ini menjadi momen penting untuk belajar. Selain bertemu langsung dengan 3.500 peserta yang terdiri dari mursyid, muqaddam, badal, khalifah tarekat-tarekat mu'tabarah dari berbagai daerah di Indonesia ia juga bertemu dengan 87 ulama dari 36 negara.

“Acara ini bekerja sama dengan Kementerian Pertahanan Republik Indonesia. Saat pembukaan juga dihadiri oleh TNI Letjen Supriyanto, Duta Besar Maroko untuk Indonesia Sayid Abdullah, Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Condro Kirono, para Bupati dan Walikota, para pengurus NU, para Dirjen dari Kementerian Agama dan Kementerian Pertahanan, para Mursyid, para Masyayih lainnya,” tulisnya saat dihubungi oleh tim Humas.

Ia menceritakan bahwa prosesi pembukaan acara ini ditandai dengan pemukulan bedug oleh Menhan RI didamping Rais 'Aam Idarah Aliyah Jamiyah Ahli Thariqah al-Mutabarah al-Nahdliyah (JATMAN) Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya, Mufti India Syekh Abu Bakar Ahmad, dan Bupati Pekalongan KH. Asip Kholbihi, SH.,M.Si.

“Aku ditunjuk oleh panitia menjadi pendamping tamu luar negeri (Liaison Officer). Tugasnya mendampingi tamu dari timur tengah juga bertugas sebagai penerjemah dan keprotokolan,” imbuhnya.

Turut hadir dalam acara ini menteri Pertahanan Republik Indonesia Jend. TNI Purn. Ryamizard Ryacudu. Ia juga membuka secara resmi Konferensi Ulama Sufi Internasional (World Sufi Forum) yang digelar di pendopo Bupati Pekalongan di Kajen, Jawa Tengah. Dalam sambutannya, Menteri Pertahanan menjelaskan sejarah peran ulama tarekat dalam memperjuangkan dan menjaga kemerdekaan Indonesia.

"Ajaran para ulama tarekat menjadi akar tumbuhnya nasionalisme dan bangkitnya perlawanan terhadap Belanda," jelasnya.

Menhan berharap hal tersebut dapat diteruskan oleh ulama tarekat saat ini dengan berada di garda terdepan dalam menjaga keutuhan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). "Habib Lutfi ini adalah Habib NKRI, karena selama ini terus menggelorakan semangat berbangsa dan bernegara Republik Indonesia," ujar Menhan.

Hal yang sama disampaikan Rais ‘Aam Jamiyah Ahli Thariqah al-Mutabarah al-Nahdliyah, Habib Lutfi mengatakan, di tengah kobaran konflik yang tak berkesudahan ini, tarekat berperan penting. “Peranan tarekat sangat diperlukan untuk keamanan dunia," ucapnya. (Tri)