Dra. Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, M.Hum Sampaikan Pidato Soal Inklusi Saat Pengukuhannya Sebagai Doktor Honoris Causa
Sesi Foto Dra. Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid dengan Ibu Khofifah
"Saya lahir di Jombang, Jawa Timur. Pendidikan pertama saya, adalah Sekolah Dasar Negeri, Jombang. Selanjutnya, pendidikan menengah pertama, saya peroleh dari Madrasah Muallimat 4 tahun Pesantren Bahrul Ulum, Tambakberas, Jombang," Begitulah ibu Sinta Nuriyah membuka pidatonya saat menerima penghargaan gelar Doktor Honoris Causadi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta Rabu, 18 Desember 2019.
Dalam hal ini, Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga beri ucapan selamat kepada Dra. Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, M.Hum atas penghargaan yang baru saja diperoleh. Nampak hadir dalam penghargaan kali ini Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Dr. Mochamad Sodik S.Sos., M.Si. Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof. Drs. K.H. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D juga memberikan sambutan dalam acara ini.
Rapat terbuka kali ini juga dihadiri beberapa tokoh penting, yakni Guru Besar Studi Islam Virginia Commonwealth University, Amina Wadud, danMenteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud Md., serta Gubernur Jawa TimurKhofifahIndar Parawansa.
Istri Presiden Keempat,Abdurrahman Wahid atau Gus Dur ini menyampaikan pidato dengan judul Inklusi dalam Solidaritas Kemanusiaan; Pengalaman Spiritualitas Perempuan dalam Kebhinekaan, Sahur Keliling Sebagai Sarana Mencapai Ketakwaan dan Memperkokoh Persatuan dan Kesatuan Bangsa.
Keingintahuan tentang peran agama dalam kehidupan perempuan, telah menjadikan Ibu Sinta untuk menimba pengetahuan dengan mengikuti kuliah di Kajian Perempuan dan Gender di Universitas Indonesia.
"Meskipun pada awal semester kedua saya mengalami kecelakaan mobil, yang terdampak terbatasnya gerak dan aktifitas saya secara fisik, namun saya tidak patah semangat," ujarnya.
Di tengah-tengah kuliah mengenai perempuan dan gender itulah ia mulai merasakan betapa tidak enaknya menjadi perempuan. "Jadi perempuan kok runyam begini, ya," ujar Sinta mengenang ucapan salah satu temannya.
Beliau menuturkan bahwa, saat menjadi Ibu Negara mendampingi Gus Dur menjadi Presiden Republik Indonesia yang ke 4, sejumlah program pluralisme dan kemanusiaan dibuat olehnya. Lahirnya program itu tak lepas untuk menciptakan kerukunan dan kasih sayang sesama anak bangsa.
"Untuk itu, perkenankan bagi saya menyampaikan pidato pengukuhan untuk memperoleh gelar Doktor Honoris Causa saya melalui pengenalan Sahur Keliling," kata Sinta Nuriyah.
Beliau menjelaskan bahwa sahur Keliling sebagai sarana untuk menempa ketakwaan, sekaligus mempertajam pengertian tentang Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika, dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.