Mahasiswa FISHUM Ajak Civitas Akademika UIN Dalami Dunia Literasi

Pembaca yang jauh dari kata “generasi micin” adalah mereka yang selektif dan kritis terhadap hidangan yang dibacanya. Pasalnya, penulis di media kadang hanya untuk mencari rating pembaca yang tidak fluktuatif. Ia senantiasa mencari celah dan mengumbar tulisan tanpa memedulikan unsur faktual.

Itu adalah cara untuk memengaruhi pembaca agar sepemikiran. Dari sini, kita mesti melek dalam pengetahuan. Kritis juga sangat diperlukan dalam hal ini. Jangan menelan sesuatu dengan lahap. Kita harus disiplin verifikasi dan klarifikasi. Timbulkan rasa kegelisahan sehingga pertanyaan-pertanyaan visualisasi rasa skeptis ikut tumbuh dari tanah otak kita.

Problematika utama dari topik literasi adalah malasnya budaya membaca. Ini memang menjadi problem krusial di negara-negara miskin dan berkembang. Tahun lalu sebuah penelitian terkait minat baca membuktikan bahwa Bostwana, sebuah negara berpredikat negara miskin di Afrika merupakan negara dengan tingkat membaca paling rendah di dunia. Sedangkan Indonesia, minat mambaca masyarakat duduk di nomor dua dari bawah. Jadi, tidak heran apabila kita merupakan negara dengan tingkat kemiskinan yang cukup tinggi dan memiliki segudang masalah.

Itu sebabnya, membaca buku sebagai gerbang awal Ilmu Pengetahuan wajib dikampanyekan agar tumbuh rasa “butuh” pada budaya membaca. Tulisan layak baca merupakan pahlawan bagi pengetahuan. Tak usah berpikir panjang, sudah sepantasnya kita mengamini peribahasa Buku adalah Jendela Dunia. Maka, Korp Janaka, Korp 2017 Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Humaniora Park Rayon Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora mengkampanyekan kepada seluruh civitas akademika akan pentingnya membaca buku, Senin, 30 Oktober 2017 lalu.

Bertemakan “Generasi Literasi” dengan tag line Satu Buku Sejuta Pengetahuan, kegiatan tersebut sukses dikampanyekan. Kepada Dr. Mochamad Sodik., S.Sos., M.Si., selaku DEKAN FISHUM, ketua Korp Janaka, Irfan Maarif memberikan secara simbolis berupa buku dan jam dinding kepada Dekan FISHUM. Tidak hanya di FISHUM, kegiatan membagikan buku juga dilakukan di semua Fakultas UIN Sunan Kalijaga.

Kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk ajakan nyata dengan harapan lahir kesadaran akan pentingnya membaca. Selain itu, mereka juga membagikan jam yang memiliki makna filosofis akan pentingnya mengingat dan memanfaatkan waktu untuk tetap berkarya serta berkreatifitas.

Di mana kita sebagai bagian dari perubahan negeri senantiasa mengingat dan memanfaatkan waktu untuk berkarya dan berkreatifitas dan mampu produktif. Selebihnya, Dekan FISHUM mengamini deklarasi ini dan mengapresiasi secara penuh.

Ditegaskan pula oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi, Eni Fitri Astuti, “Kita sebagai mahasiswa harus melek pengetahuan. Literasi yang ada di media perlu diklarifikasi. Jangan sampai kita terjebak dalam informasi hoax. Karena sikap kita yang mentah-mentah menelannya. Mahasiswa jangan hanya pandai berdandan, namun juga harus pandai dalam menanggapi sebuah isu,” tegasnya. (tsaqif)