Mahasiswa Sosiologi, Ikuti Kongres Komite Independen Pemantau Pemilu Indonesia

Tri Muryani mahasiswi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora (FISHUM) UIN Sunan Kalijaga
Dua tahun kedepan, Indonesia akan menggelar pesta demokrasi. Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di tahun 2018 serta Pemilihan Umum di tahun 2019 yang akan diselenggarakan secara serentak membutuhkan partisipasi dari semua elemen masyarakat. Baik dari akademisi, politisi, masyarakat secara luas, dan termasuk di dalamnya mahasiswa. Mengawal demokrasi di Indonesia, mahasiswa bisa ikut andil mengkampanyekan pentingnya menggunakan hak pilih dan menolak tradisi politik uang yang sering terjadi. Supaya, pemimpin yang lahir merupakan pemimpin militan yang memperjuangkan kesejahteraan rakyat.
Menjadi bagian dalam mengawal proses demokrasi di Indonesia, Tri Muryani mahasiswi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora (FISHUM) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta mengikuti kongres dan bergabung dalam Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) Indonesia. Kegiatan yang diikuti di Wisma Pemberdayaan Pemuda dan Olahraga Cibubur Jakarta Timur ini berlangsung selama 3 hari (13-15 Januari 2018). Tema yang diangkat oleh panitia ialah “Mengawal Konsolidasi Demokrasi di Indonesia”.
“Sebenarnya mengawal demokrasi di Indonesia sebagai sistem yang dipilih oleh bangsa ini merupakan tugas bersama. Bukan hanya tugas mahasiswa atau kaum akademisi. Gabung dengan KIPP jadi salah satu cara aja sih untuk bisa ikut mengawal demokrasi. Karena KIPP Indonesia ini lahir 1966 memang untuk mengawal demokrasi. Kebanyakan anggotanya sekarang mahasiswa hukum, pengacara, serta wartawan-wartawan senior,” tutur tri saat dihubungi oleh reporter.
Menurutnya, kehadirannya di Jakarta merupakan delegasi dari Dr. Muryanti salah satu dosesn Sosiologi sekaligus menjadi kepala laboratorium Sosiologi yang membimbingnya selama ini dalam hal pengelolaan Lab. Ia juga menambahkan bahwa kehadirannya di Jakarta dalam kongres bisa menjadi media tambahan untuk belajar, karena pesta demokrasi yang akan terjadi secara serentak ini merupakan bagian dari kajian ilmu sosial. Hal ini menjadi penting dan bahkan menjadi bahan diskusi khususnya di kalangan mahasiswa sendiri.
“Kebetulan kan aku juga ikut jadi Duta Pemilu DIY, jadi menjadi bagian dari KIPP merupakan turunan sebenarnya. Apalagi kegiatan ini dihadiri orang-orang penting, seperti ketua KPU RI, Staff Kemendagri, para advokat dan ahli hukum. Yaa banyak belajar dari sini, ternyata peran pemuda apalagi mahasiswa dalam mengawal proses demokrasi sangat penting. Karena kalau kita menutup mata dan ngga mau tau, ya bisa kebanyang apa yang terjadi kan dengan bangsa ini. Maka, kita benar-benar perlu untuk mengawal proses demokrasi ini. Bukan hanya demi kita, tapi demi masyarakat secara luas,” imbuhnya. (tri)